Ramadhan
telah tiba dan kita jalani bersama. Sebagaimana kita ketahui bahwa Ramadhan
merupakan bulan mulia, dimana Allah memberikan berbagai keutamaan di dalamnya.
Amalan-amalan kebaikan dilipatgandakan pahalanya dan perbuatan buruk diampuni
bagi siapapun yang meminta ampunan. Di bulan penuh berkah ini pula semangat
beribadah dan berbuat baik meningkat dengan harapan mendapat keberkahan dan
ganjaran dari Allah. Oleh karena itu, orang-orang pun berlomba-lomba menggapai
keberkahan tersebut.
Terkait
dengan lalu lintas, apa hubungan antara lalu lintas dengan Ramadhan? Dalam
bulan Ramadhan terdapat banyak nilai-nilai/pelajaran yang bisa kita petik dan
kita aplikasikan dalam kaitannya dengan lalu lintas. Jika nilai-nilai itu diaplikasikan
dalan konteks lalu lintas, maka insya Allah akan tercipta lalu lintas yang
tertib, aman dan selamat. Apa saja nilai-nilai tersebut?
1. Ramadhan Bulan Pendidikan dan Latihan (Bulan: Ilmu+Amal= Takwa)
Allah swt berfirman, “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakawa.” (QS. al-Baqarah: 183)
Rasulullah saw bersabda, “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu
berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya
menghapusnya. Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang luhur.” (HR.
Tirmidzi)
Sejatinya Ramadhan adalah bulan
pendidikan (tarbiyah) dan latihan (tadribat). Artinya, selama bulan
Ramadhan kita dididik dan dilatih oleh Allah agar menjadi manusia yang bertakwa
(taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan). Selama bulan Ramadhan, kita
dididik dan dilatih oleh Allah untuk berubah menjadi lebih baik.
Kebiasaan-kebiasaan kita selama ini diubah, contohnya dalam hal makan dan
minum. Makan minum kita yang biasanya tiga kali diubah menjadi dua kali dengan
waktu yang berbeda pula. Ini menandakan bahwa kita dididik oleh Allah untuk:
tidak anti perubahan, senantiasa berubah menjadi lebih baik, dan berinovasi
(kreatif).
Dalam konteks lalu lintas, selama
Ramadhan kita semestinya berubah dalam kebiasaan berlalu lintas, yaitu berubah
dari kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik berlalu lintas. Jika selama ini
tidak tertib dalam berlalu lintas, maka Ramadhan adalah bulan melatih diri
untuk tertib berlalu lintas. Jika tujuan puasa Ramadhan adalah takwa (taat
menjalankan perintah dan menjauhi larangan), maka takwa semestinya
diaplikasikan ketika kita ada dijalan (takwa di jalan). Dengan demikian kita
semestinya juga taat dengan tata tertib lalu lintas dan tidak melanggar
larangan dalam berlalu lintas. Sebagai contoh: taat memakai helm dan sabuk
pengaman, taat dengan lampu lalu lintas; berhanti ketika merah,jalan ketika
hijau dan tidak menerobos ketika kuning atau merah.
2. Ramadhan Bulan Tertib dan Tertata (Bulan Menata Diri)
Di bulan Ramadhan kebiasaan dan
perilaku kita dilatih atau “dipaksa” untuk tertib. Sebagai contoh: memulai dan
mengakhiri puasa tertib sejak fajar hingga petang, makan dan minum kita tertib
saat sahur dan berbuka, tarawih kita tertib waktu dan rakaatnya. Contoh lain
adalah tertib (antri) ketika mengambil menu buka bersama di masjid. Dalam
kaitannya dengan lalu lintas, nilai-nilai tertib tersebut seyogyanya
diaplikasikan ketika di jalan. Contohnya: tertib di lampu merah, tertib ketika
melintasi palang pintu kereta api, tertib ketika parkir, tertib surat-surat
kendaraan, dan sebagainya.
3. Ramadhan Bulan Sabar (Bulan Pengendalian
Diri)
Allah
swt berfirman, “Sesungguhnya hanya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
(QS. az-Zumar: 10)
(QS. az-Zumar: 10)
Pepatah Arab mengatakan, “Barangsiapa bersabar, maka ia akan
berhasil/menang.”
Inti dari puasa diantaranya adalah sabar
dan pengendalian diri. Kita dididik dan dilatih sabar serta harus mengendalikan
diri tidak makan dan minum di siang hari, sabar dan mengendalikan diri untuk
tidak tergoda makan dan minum di siang hari, sabar dan mengendalikan diri untuk
tidak berbuat keburukan (ghibah/menggunjing, riya/pamer, ujub/bangga diri, iri,
dengki, marah dll), serta sabar dan mengendalikan diri untuk senantiasa berbuat
kebaikan (contoh: tarawih dalam jumlah rakaat yang banyak). Dalam konteks
berlalu lintas, nilai sabar dan pengendalian diri semestinya mampu diamalkan di
jalan. Contohnya: sabar menunggu lampu merah, sabar antri di tikungan atau
marka lurus, mengendalikan diri untuk tidak marah-marah ketika macet, meredam
emosi di jalan, tidak ugal-ugalan, sabar ketika ditilang karena melanggar tata
tertib lalu lintas, dll.
4. Ramadhan Bulan Peduli Sesama (Bulan Kemanusiaan)
Rasulullah saw bersabda, “Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak
ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia
adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan
Daruquthni)
Puasa selama Ramadhan mendidik dan
melatih kita untuk peduli dengan sesama, utamanya orang-orang yang kurang
beruntung/kekurangan (fakir miskin) karena susah makan dan lainnya. Selain itu,
kepedulian sesama juga terwujud dalam pelaksanaan puasa yang bersama-sama
seluruh umat Islam dalam waktu yang sama (sebulan) dan dengan perasaan yang
sama (lapar, dahaga, banyak godaan, dll). Oleh karena itu, puasa Ramadhan
sebagai “amal kolektif” mengajarkan kita untuk peduli dengan orang-orang yang
kekurangan dan peduli dengan sesama manusia pada umumnya. Nilai-nilai
kemanusiaan semacam ini merupakan pilar dalam membangun masyarakat yang
harmonis. Dalam konteks lalu lintas, nilai peduli sesama ini dapat aplikasikan
misalnya dengan: mengutamakan keamanan dan keselamatan di jalan bagi diri
sendiri dan sesama pengguna jalan, tidak kebut-kebutan, tidak saling
kejar-kejaran/saling mendahului, tidak melakukan balapan liar di jalan raya,
mengutamakan penyeberang jalan, menolong korban kecelakaan, dll.
Kita semua berharap bahwa puasa kita
selama Ramadhan membawa pengaruh/efek positif bagi diri kita pribadi (individu)
dan masyarakat (kolektif). Pengaruh dan perubahan positif atau menjadi “manusia
baru” itulah yang menjadi tujuan puasa, yang dalam bahasa agama disebut dengan
manusia yang bertakwa. Tidak hanya tercipta individu-individu yang bertakwa,
tapi juga masyarakat yang bertakwa. Jika nilai-nilai luhur dalam bulan Ramadhan
sebagaimana dijelaskan di atas bisa diaplikasikan secara kolektif oleh setiap
orang (pengendara) di jalan raya, maka niscaya akan tercipta lalu lintas yang
tertib, aman, lancar, dan selamat. Inilah yang dimaksud agama Islam sebagai
rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil
‘alamin), bahwa Islam membentuk pribadi dan masyarakat yang maju dan
harmonis. SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA. SEMOGA PUASA MENJADI WAHANA KITA
TERTIB DI JALAN RAYA. ORANG PUASA, TERTIB DI JALAN RAYA. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar