Selamat Datang

Salam berbagi..
Selamat datang di blog pribadi saya, ini adalah tempat aktualisasi saya tentang pekerjaan, ide dan kreatifitas saya.
Semoga bisa bermanfaat untuk semua yang telah berkunjung ke blog ini.


Kamis, 25 Juli 2013

RAMADHAN: RAMAH DAN TERTIB DI JALAN

            Ramadhan telah tiba dan kita jalani bersama. Sebagaimana kita ketahui bahwa Ramadhan merupakan bulan mulia, dimana Allah memberikan berbagai keutamaan di dalamnya. Amalan-amalan kebaikan dilipatgandakan pahalanya dan perbuatan buruk diampuni bagi siapapun yang meminta ampunan. Di bulan penuh berkah ini pula semangat beribadah dan berbuat baik meningkat dengan harapan mendapat keberkahan dan ganjaran dari Allah. Oleh karena itu, orang-orang pun berlomba-lomba menggapai keberkahan tersebut.
            Terkait dengan lalu lintas, apa hubungan antara lalu lintas dengan Ramadhan? Dalam bulan Ramadhan terdapat banyak nilai-nilai/pelajaran yang bisa kita petik dan kita aplikasikan dalam kaitannya dengan lalu lintas. Jika nilai-nilai itu diaplikasikan dalan konteks lalu lintas, maka insya Allah akan tercipta lalu lintas yang tertib, aman dan selamat. Apa saja nilai-nilai tersebut?

1.     Ramadhan Bulan Pendidikan dan Latihan (Bulan: Ilmu+Amal= Takwa)
Allah swt berfirman, “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakawa.” (QS. al-Baqarah: 183)
Rasulullah saw bersabda, “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya menghapusnya. Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang luhur.” (HR. Tirmidzi)
Sejatinya Ramadhan adalah bulan pendidikan (tarbiyah) dan latihan (tadribat). Artinya, selama bulan Ramadhan kita dididik dan dilatih oleh Allah agar menjadi manusia yang bertakwa (taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan). Selama bulan Ramadhan, kita dididik dan dilatih oleh Allah untuk berubah menjadi lebih baik. Kebiasaan-kebiasaan kita selama ini diubah, contohnya dalam hal makan dan minum. Makan minum kita yang biasanya tiga kali diubah menjadi dua kali dengan waktu yang berbeda pula. Ini menandakan bahwa kita dididik oleh Allah untuk: tidak anti perubahan, senantiasa berubah menjadi lebih baik, dan berinovasi (kreatif).
Dalam konteks lalu lintas, selama Ramadhan kita semestinya berubah dalam kebiasaan berlalu lintas, yaitu berubah dari kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik berlalu lintas. Jika selama ini tidak tertib dalam berlalu lintas, maka Ramadhan adalah bulan melatih diri untuk tertib berlalu lintas. Jika tujuan puasa Ramadhan adalah takwa (taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan), maka takwa semestinya diaplikasikan ketika kita ada dijalan (takwa di jalan). Dengan demikian kita semestinya juga taat dengan tata tertib lalu lintas dan tidak melanggar larangan dalam berlalu lintas. Sebagai contoh: taat memakai helm dan sabuk pengaman, taat dengan lampu lalu lintas; berhanti ketika merah,jalan ketika hijau dan tidak menerobos ketika kuning atau merah.

2.     Ramadhan Bulan Tertib dan Tertata (Bulan Menata Diri)
Di bulan Ramadhan kebiasaan dan perilaku kita dilatih atau “dipaksa” untuk tertib. Sebagai contoh: memulai dan mengakhiri puasa tertib sejak fajar hingga petang, makan dan minum kita tertib saat sahur dan berbuka, tarawih kita tertib waktu dan rakaatnya. Contoh lain adalah tertib (antri) ketika mengambil menu buka bersama di masjid. Dalam kaitannya dengan lalu lintas, nilai-nilai tertib tersebut seyogyanya diaplikasikan ketika di jalan. Contohnya: tertib di lampu merah, tertib ketika melintasi palang pintu kereta api, tertib ketika parkir, tertib surat-surat kendaraan, dan sebagainya.

3.     Ramadhan Bulan Sabar  (Bulan Pengendalian Diri)
Allah swt berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
(QS. az-Zumar: 10)
Pepatah Arab mengatakan, “Barangsiapa bersabar, maka ia akan berhasil/menang.”
Inti dari puasa diantaranya adalah sabar dan pengendalian diri. Kita dididik dan dilatih sabar serta harus mengendalikan diri tidak makan dan minum di siang hari, sabar dan mengendalikan diri untuk tidak tergoda makan dan minum di siang hari, sabar dan mengendalikan diri untuk tidak berbuat keburukan (ghibah/menggunjing, riya/pamer, ujub/bangga diri, iri, dengki, marah dll), serta sabar dan mengendalikan diri untuk senantiasa berbuat kebaikan (contoh: tarawih dalam jumlah rakaat yang banyak). Dalam konteks berlalu lintas, nilai sabar dan pengendalian diri semestinya mampu diamalkan di jalan. Contohnya: sabar menunggu lampu merah, sabar antri di tikungan atau marka lurus, mengendalikan diri untuk tidak marah-marah ketika macet, meredam emosi di jalan, tidak ugal-ugalan, sabar ketika ditilang karena melanggar tata tertib lalu lintas, dll.

4.     Ramadhan Bulan Peduli Sesama (Bulan Kemanusiaan)
Rasulullah saw bersabda, “Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)
Puasa selama Ramadhan mendidik dan melatih kita untuk peduli dengan sesama, utamanya orang-orang yang kurang beruntung/kekurangan (fakir miskin) karena susah makan dan lainnya. Selain itu, kepedulian sesama juga terwujud dalam pelaksanaan puasa yang bersama-sama seluruh umat Islam dalam waktu yang sama (sebulan) dan dengan perasaan yang sama (lapar, dahaga, banyak godaan, dll). Oleh karena itu, puasa Ramadhan sebagai “amal kolektif” mengajarkan kita untuk peduli dengan orang-orang yang kekurangan dan peduli dengan sesama manusia pada umumnya. Nilai-nilai kemanusiaan semacam ini merupakan pilar dalam membangun masyarakat yang harmonis. Dalam konteks lalu lintas, nilai peduli sesama ini dapat aplikasikan misalnya dengan: mengutamakan keamanan dan keselamatan di jalan bagi diri sendiri dan sesama pengguna jalan, tidak kebut-kebutan, tidak saling kejar-kejaran/saling mendahului, tidak melakukan balapan liar di jalan raya, mengutamakan penyeberang jalan, menolong korban kecelakaan, dll.

                Kita semua berharap bahwa puasa kita selama Ramadhan membawa pengaruh/efek positif bagi diri kita pribadi (individu) dan masyarakat (kolektif). Pengaruh dan perubahan positif atau menjadi “manusia baru” itulah yang menjadi tujuan puasa, yang dalam bahasa agama disebut dengan manusia yang bertakwa. Tidak hanya tercipta individu-individu yang bertakwa, tapi juga masyarakat yang bertakwa. Jika nilai-nilai luhur dalam bulan Ramadhan sebagaimana dijelaskan di atas bisa diaplikasikan secara kolektif oleh setiap orang (pengendara) di jalan raya, maka niscaya akan tercipta lalu lintas yang tertib, aman, lancar, dan selamat. Inilah yang dimaksud agama Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin), bahwa Islam membentuk pribadi dan masyarakat yang maju dan harmonis. SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA. SEMOGA PUASA MENJADI WAHANA KITA TERTIB DI JALAN RAYA. ORANG PUASA, TERTIB DI JALAN RAYA. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar